para orang tua harus berhati-hati ketika berbicara tentang isu berat badan dengan para putra-putri Anda. Sebuah studi baru menyarankan agar orang tua menekankan kebiasaan makan sehat daripada menyuruh para anak-anak mereka berdiet atau menurunkan berat badan.
Studi baru yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal ini mengungkap bahwa remaja yang orangtuanya terang-terangan menyuruhnya berdiet atau mengurangi polamakannya lebih rawan melakukan polamakan berbahaya dibandingkan dengan anak remaja yang orangtuanya mendiskusikan polamakan sehat.
Kesimpulan ini diperoleh setelah sebuah survey menanyai orang tua dari 2.348 remaja dengan usia rata-rata 14,4 tahun selama kurun waktu dua tahun pada 2009-2010 tentang bagaimana mereka membahas tentang isu makanan dan berat badan dengan anak-anak mereka. Separuh partisipan anak yang terlibat dalam studi ini dikatakan mengalami kelebihan berat badan.
Hasilnya, sepertiga partisipan yang tidak kelebihan berat badan mengaku kerap diajak berdiskusi tentang pola makan dan berat badan dengan ayah-ibu mereka. Kemudian satu dari empat orang tua mengaku seringkali membicarakan tentang kebiasaan makan sehat dengan anak-anaknya. Namun lebih dari sepertiga orangtua dilaporkan tidak membicarakan isu berat badan ataupun pola makan dengan anaknya sama sekali.
Ketika peneliti berbicara tentang anak-anak yang kelebihan berat badan, 60% ibu dan 59% ayah dari anak-anak ini mengaku mereka pernah berbicara tentang perlunya si anak menjalani diet dan menurunkan berat badannya. Tapi jika si ibu yang berbicara, 64% remaja mengaku justru menggunakan metode pengendalian berat badan yang tak sehat, misalnya memakai obat pencahar atau mogok makan.
Faktanya, hanya 15% ibu dan 14% ayah yang anaknya kelebihan berat badan yang memilih berbicara tentang kebiasaan makan sehat. Tapi di saat sang ibu yang memimpin diskusi tentang itu, hanya 41% remaja yang mengaku terlibat dalam perilaku makan yang buruk.
Lain halnya jika sang ayah yang berbicara tentang diet dan penurunan berat badan, karena remaja justru jadi lebih cenderung menggunakan metode pengendalian berat badan yang tak sehat dibandingkan remaja yang ayahnya tidak membicarakan tentang kebiasaan sehat sama sekali atau acuh tak acuh dengan isu ini.
Ayah yang kerap membahas kebiasaan makan sehat hanya sanggup mendorong 48% remaja terlibat pada pola diet yang tak sehat, tapi ayah yang terang-terangan menyuruh mereka menurunkan berat badan membuat 64% remaja lainnya terlibat dalam kebiasaan makan tak sehat. Dari studi ini juga terungkap hanya 20% ibu dan 23% ayah dari anak-anak yang kelebihan berat badan yang tidak membahas tentang diet atau isu berat badan dalam bentuk apapun.
Tapi jika kedua orang tua sama-sama membahas tentang kebiasaan makan sehat, maka anak-anaknya akan jarang terlibat dalam pola diet dan kebiasaan makan yang tak sehat.
Ini artinya para ayah sebaiknya tidak berkomentar tentang tubuh anak perempuannya. Karena penting bagi para anak perempuan untuk merasa dicintai oleh ayahnya dan memiliki kepercayaan diri yang memadai untuk menanggulangi isu berat badannya.
Jika Anda terkesan melecehkan, ini akan menjadi semacam dorongan bagi anak untuk memberontak dan pada akhirnya terlibat dalam perilaku makan atau diet yang tak sehat.
Yang terpenting adalah modeling-nya. Anak-anak akan mengikuti apa yang orangtuanya lakukan, daripada sekedar mendengar apa yang mereka katakan. Jadi jika Anda mencontohkan perilaku yang baik, maka ini akan menular kepada anak-anak.
Detik.com
Studi baru yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal ini mengungkap bahwa remaja yang orangtuanya terang-terangan menyuruhnya berdiet atau mengurangi polamakannya lebih rawan melakukan polamakan berbahaya dibandingkan dengan anak remaja yang orangtuanya mendiskusikan polamakan sehat.
Kesimpulan ini diperoleh setelah sebuah survey menanyai orang tua dari 2.348 remaja dengan usia rata-rata 14,4 tahun selama kurun waktu dua tahun pada 2009-2010 tentang bagaimana mereka membahas tentang isu makanan dan berat badan dengan anak-anak mereka. Separuh partisipan anak yang terlibat dalam studi ini dikatakan mengalami kelebihan berat badan.
Hasilnya, sepertiga partisipan yang tidak kelebihan berat badan mengaku kerap diajak berdiskusi tentang pola makan dan berat badan dengan ayah-ibu mereka. Kemudian satu dari empat orang tua mengaku seringkali membicarakan tentang kebiasaan makan sehat dengan anak-anaknya. Namun lebih dari sepertiga orangtua dilaporkan tidak membicarakan isu berat badan ataupun pola makan dengan anaknya sama sekali.
Ketika peneliti berbicara tentang anak-anak yang kelebihan berat badan, 60% ibu dan 59% ayah dari anak-anak ini mengaku mereka pernah berbicara tentang perlunya si anak menjalani diet dan menurunkan berat badannya. Tapi jika si ibu yang berbicara, 64% remaja mengaku justru menggunakan metode pengendalian berat badan yang tak sehat, misalnya memakai obat pencahar atau mogok makan.
Faktanya, hanya 15% ibu dan 14% ayah yang anaknya kelebihan berat badan yang memilih berbicara tentang kebiasaan makan sehat. Tapi di saat sang ibu yang memimpin diskusi tentang itu, hanya 41% remaja yang mengaku terlibat dalam perilaku makan yang buruk.
Lain halnya jika sang ayah yang berbicara tentang diet dan penurunan berat badan, karena remaja justru jadi lebih cenderung menggunakan metode pengendalian berat badan yang tak sehat dibandingkan remaja yang ayahnya tidak membicarakan tentang kebiasaan sehat sama sekali atau acuh tak acuh dengan isu ini.
Ayah yang kerap membahas kebiasaan makan sehat hanya sanggup mendorong 48% remaja terlibat pada pola diet yang tak sehat, tapi ayah yang terang-terangan menyuruh mereka menurunkan berat badan membuat 64% remaja lainnya terlibat dalam kebiasaan makan tak sehat. Dari studi ini juga terungkap hanya 20% ibu dan 23% ayah dari anak-anak yang kelebihan berat badan yang tidak membahas tentang diet atau isu berat badan dalam bentuk apapun.
Tapi jika kedua orang tua sama-sama membahas tentang kebiasaan makan sehat, maka anak-anaknya akan jarang terlibat dalam pola diet dan kebiasaan makan yang tak sehat.
Ini artinya para ayah sebaiknya tidak berkomentar tentang tubuh anak perempuannya. Karena penting bagi para anak perempuan untuk merasa dicintai oleh ayahnya dan memiliki kepercayaan diri yang memadai untuk menanggulangi isu berat badannya.
Jika Anda terkesan melecehkan, ini akan menjadi semacam dorongan bagi anak untuk memberontak dan pada akhirnya terlibat dalam perilaku makan atau diet yang tak sehat.
Yang terpenting adalah modeling-nya. Anak-anak akan mengikuti apa yang orangtuanya lakukan, daripada sekedar mendengar apa yang mereka katakan. Jadi jika Anda mencontohkan perilaku yang baik, maka ini akan menular kepada anak-anak.
Detik.com
Published with Blogger-droid v1.6.5
0 komentar :
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik...
Mohon hindari spam, sara, pornografi, dan jangan meningalkan link hidup di komentar.
Kritik dan saran anda selalu kami tunggu.